MUSLIMUP.ID — Imam Al-Ghazali dengan nama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi menjelaskan empat macam sabar dalam kitab Minhajul Abidin.
Imam Al-Ghazali mengungkapkan bahwa sifat sabar itu merupakan obat yang pahit dan minuman yang tidak disukai, namun berkah. Dengan sabar seorang manusia akan memperoleh banyak keuntungan dan terhindar dari segala mudharat.
Dengan khasiat seperti itu, orang yang berakal sehat pasti akan memaksa diri untuk meminum obat tersebut, dan rela menahan rasa pahitnya. Orang yang berakal yakin bahwa rasa pahit yang sebentar itu akan menghasilkan ketenangan jiwa selamanya.
Empat macam sabar menurut Imam Al-Ghazali:
1. Sabar dalam ibadah dan ketaatan.
2. Sabar dari berbuat maksiat.
3. Sabar dari melakukan hal-hal yang tidak berguna dan berlebihan di dunia.
4. Sabar dalam menghadapi ujian dan musibah.
Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa jika anad bisa menahan pahitnya ujian hidup dan mampu bersabar dengan empat macam kesabaran tersebut, niscaya anda akan memperoleh karunia berupa ketabahan, istiqamah, serta karunia yang lebih besar di akhirat nanti. Anda juga akan selamat dari beragam tindakan maksiat, beserta bencana yang akan didapatkan jika anda bermaksiat, baik di dunia maupun di akhirat.
Hasil positif lainnya dari bersabar, anda tidak akan terjebak dalam urusan dunia yang tidak bermanfaat, dan tidak tenggelam dalam dosa yang merugikan.
Tidak terbayangkan banyaknya pahala yang akan diperoleh dari sikap sabar atas ujian yang menimpa kita dan atas apa yang hilang dari sisi kita.
Sikap sabar akan membuat kita mampu meraih lezatnya ibadah, kemuliaan, ketakwaan, kezuhudan, kebajikan, dan selamat dari dosa. Rincian dari manfaat dan keutamaan sabar itu tidak diketahui selain oleh Allah Azza wa Jalla.
Imam Al-Ghazali menerangkan bahwa seorang yang sabar akan tetap selamat di dunia dari kebingungan, kegelisahan, kesal, dan ratap tangis kesedihan. Juga selamat dari hukuman dan siksa di akhirat kelak.
Sedang mereka yang menunjukkan sikap lalai, gelisah dan tidak sabar, maka akan lenyap seluruh manfaat sabar itu darinya, dan ia akan menghadapi berbagai kerusakan dan kerugian.
Jika seseorang tidak istiqomah dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah, ia tidak akan dapat menyembah Allah secara benar. Jika seseorang tidak bersabar dalam upayanya melindungi pengabdiannya, maka ibadahnya bisa rusak. Jika seseorang tidak sabar dalam beribadah secara teratur, maka ia tidak akan dapat mencapai derajat taat yang paling tinggi.