Menag: Puasa Tanpa Niat Itu Diet, Sholat Tanpa Niat Itu Olahraga

Menteri Agama (Menag) KH Nasaruddin Umar (Sumber: Kemenag RI)
MUSLIMUP.ID — Menteri Agama (Menag) KH Nasaruddin Umar menjadi penceramah pada malam pertama Sholat Tarawih Ramadhan 1446 H di Masjid Istiqlal. Menag Nasaruddin menyampaikan keutamaan niat dalam berpuasa.

“Izinkan saya menyampaikan, mumpung masih awal Ramadhan. Segala amal ibadah itu harus disertai niat. Kalau puasa tanpa niat itu diet, kalau sholat tanpa niat itu olah raga. Inti dari setiap ibadah itu adalah niat. Kalau kita lupa berniat, ini persoalan dalam ibadah kita,” kata Menag Nasaruddin yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal di Jakarta, Jumat (28/2/2025) malam.

Bacaan Lainnya

Menag Nasaruddin mengingatkan ribuan jamaah sholat tarawih di Masjid Istiqlal dan seluruh umat muslim yang melaksanakan puasa untuk memperbaiki niatnya dengan baik. Dalam pendekatan fiqih, setiap ibadah itu tetap diminta untuk berniat.

“Konsep niat berpuasa menurut Imam Syafi’i, niat berpuasa dilakukan pada malam harinya, jangan biasakan pas sahur, itu sudah pagi. Setiap malam kita harus berniat berpuasa. Tolong ingatkan keluarganya, jadi lah mubaligh dan guru di rumah masing-masing,” ujar Menag Nasaruddin, dikutip dari halaman Kemenag RI.

Selain itu, Menag Nasaruddin mengatakan, ada juga pendapat Imam Mazhab lainnya, yakni Imam Abu Hanifah, gurunya Imam Syafi’i. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa berniat berpuasa cukup satu kali selama Ramadan. Ini fungsinya untuk membackup pendapat Imam Syafi’i yang ketika setiap hari harus berniat berpuasa.

“Kita harus memperhatikan di awal Ramadhan, kita harus membuat kejutan-kejutan di awal Ramadhan. Mohon kita mulai start mengaji atau khataman Alquran, dan mumpung libur hari Sabtu, dan yang memiliki rencana-rencana monumental niatkan dan mulailah pada bulan Ramadhan. Seperti peletakan batu pertama sebuah bangunan, atau menulis buku, dan lainnya,” kata Menag Nasaruddin.

Bahkan, Menag Nasaruddin mengatakan, apapun hal besar yang direncanakan, baik aspek bisnis, sosial, kebudayaan, dan seterusnya, agar mengawalinya pada bulan suci Ramadhan. Sejarah membuktikan bahwa kejadian-kejadian yang monumental itu adalah apa yang ditanamkan pada Ramadan.

“Banyak peristiwa penting dalam agama Islam terjadi pada bulan Ramadhan. Seperti malam ketika diturunkannya Alquran atau malam nuzul Alquran. Peristiwa ini memiliki makna yang sangat penting. Selain Alquran itu diturunkan, juga sekaligus menjadikan Nabi Muhammad SAW menjadi Nabi dan juga sekaligus sebagai Rasul,” jelas Menag Nasaruddin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *