MUSLIMUP.ID — Semua umat Islam sangat mengharapkan bisa selalu dekat dengan Allah SWT, agar selalu mendapat perhatian berupa bimbingan dan penjagaan dari Allah SWT. Sebagai Muslim juga perlu mengetahui ciri-ciri atau tanda-tanda manusia yang sudah tidak lagi mendapat perhatian dari Allah SWT.
Sehubungan dengan itu, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali yang terkenal dengan nama Imam Al Ghazali dalam Kitab Ayyuhal Walad mengungkapkan tanda Allah SWT telah berpaling dari hamba-Nya.
Di dalam Kitab Ayyuhal Walad, ulama bergelar Hujjatul Islam Zainuddin al-Thusi memberikan nasihat kepada muridnya dengan menyampaikan sebuah hadits atau sabda Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tanda berpalingnya Allah dari hamba-Nya adalah ia (hamba) disibukkan dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, dan sesungguhnya orang yang telah kehilangan sesuatu dari umurnya untuk selain ibadah, tentu sangat laiak baginya kerugian yang panjang. Siapapun yang umurnya telah melebihi 40 tahun sementara amal kebaikannya tidak melebihi amal keburukannya maka bersiap-siaplah masuk neraka.”
Kepada muridnya, Imam Al Ghazali mengatakan bahwa nasihat dari Rasulullah SAW tersebut sudah cukup bagi orang yang ahli ilmu.
Di dalam Alquran, Surat Az-Zariyat Ayat 56, Allah menegaskan bahwa tujuan diciptakannya jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Bukan untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi merusak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya‘budūn(i).
Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. (QS Az-Zariyat Ayat 56)
Di dalam ayat tersebut, Allah memerintah Nabi Muhammad SAW beristiqomah dalam mengajak umatnya mengesakan Allah, karena sesungguhnya itulah tujuan penciptaan.
Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia untuk kebaikan-Ku sendiri. Aku (Allah) tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan hidup mereka adalah beribadah kepada-Ku karena ibadah itu pasti bermanfaat bagi mereka. (Tafsir Ringkas Kementerian Agama RI)
Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidaklah menjadikan jin dan manusia melainkan untuk mengenal-Nya dan agar menyembah-Nya.
Dalam kaitan ini Allah SWT berfirman: Padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS At-Taubah Ayat 31)
Pendapat tersebut sama dengan pendapat az-Zajjaj, tetapi ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa maksud ayat tersebut adalah Allah SWT tidak menjadikan jin dan manusia kecuali untuk tunduk kepada-Nya dan untuk merendahkan diri. Maka setiap makhluk, baik jin atau manusia wajib tunduk kepada peraturan Tuhan, merendahkan diri terhadap kehendak-Nya. Menerima apa yang Dia takdirkan, mereka dijadikan atas kehendak-Nya dan diberi rezeki sesuai dengan apa yang telah Dia tentukan. Tak seorang pun yang dapat memberikan manfaat atau mendatangkan mudarat karena kesemuanya adalah dengan kehendak Allah.
Ayat tersebut menguatkan perintah mengingat Allah SWT dan memerintahkan manusia agar melakukan ibadah kepada Allah SWT. (Tafsir Kementerian Agama RI)